CALON #1
Angga Fauzan (DKV’12), atau akrab disapa Angga merupakan kandidat presiden KM ITB nomor urut 1. Kegelisahan yang dialami Angga sejak menjadi ketua Pemira 2015 dan impiannya untuk KM ITB ternyata menghantarkannya untuk berdiskusi dengan Anjar, Presiden KM ITB 2012/2013. Hasil diskusi didukung dengan visi jangka panjangnya kemudian menjadi pertimbangan baginya untuk membuat keputusan mencalonkan diri sebagai K3M ITB.
Angga mengusung visi “
Satu KM-ITB yang Sinergis dan Bersemangat dalam Berkarya untuk Menginspirasi Indonesia”, yang akan diimplementasikan dalam lima program kerja unggulan yang diusulkannya. Adapun lima program kerja unggulan tersebut adalah Ganesha Merangkai Titik Temu, Ngobrolin Indonesia, ITB Global Fair, ITB Scholarship Fair dan Ruang Inspirasi.
Misi yang dibawa Angga adalah meningkatkan semangat satu KM-ITB; merangkai sinergisasi yang efektif dan efisien antar elemen internal dan eksternal KM-ITB dengan mengoptimalkan peran dan fungsi tiap elemen; serta menciptakan atmosfer yang kondusif dalam berkarya untuk menginspirasi Indonesia.
Senada dengan hal tersebut, Angga dan timnya mempunyai jargon “Bersatu, Berkarya, Menginspirasi”. Menurutnya, bersatu disini adalah bersatu sebagai satu kesatuan KM ITB, lalu menjadikan ITB sebagai tempat yang optimal untuk berkarya, hingga akhirnya dapat menginspirasi dan menjadi teladan.
Terkait kepengurusan sebelumnya, Angga menilai bahwa kepengurusan Garry sudah membuat pondasi yang cukup baik dengan menjadikan KM ITB sebagai jembatan potensi mahasiswa menuju
karya. Menurut Angga, permasalahan KM ITB adalah kurangnya saling mengenal sehingga cukup sulit untuk mencapai kata sinergis. Angga ingin melakukan penguatan pondasi yang telah dibangun oleh kepengurusan sebelumnya yang secara tidak langsung akan meminimalisasi terjadinya “ sistem bongkar-pasang”.
Di satu sisi Angga melihat peluang bahwa periode kepengurusan selanjutnya akan lebih panjang sehingga KM ITB bisa dipersiapkan lebih matang. Disini Ia mengusung Ganesha Merangkai Titik Temu, dengan KM ITB yang akan berperan melakukan pemetaan potensi dari seluruh rumpun lembaga di ITB guna penjembatanan karya terhadap lembaga eksternal kampus.
Selain itu, dalam menanggapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan direalisasikan pada awal 2016, Angga juga telah mempersiapkan program kerja ITB Global Fair sebagai wadah bagi mahasiswa ITB untuk berkarya dan bersaing dikancah negara-negara se-Asia Tenggara.
Angga berharap agar mahasiswa kampus ini nantinya tidak hanya berbicara mengenai dirinya maupun lingkungannya, namun juga bagaimana menjadi pemersatu bagi bangsanya. Angga mengatakan bahwa persatuan untuk menggerakkan Indonesia, bukan terwujud lewat satu obor di Jakarta, tetapi lewat lilin-lilin kecil yang menyala di setiap desa di Indonesia. Akhir kata, Angga juga berharap agar mahasiswa ITB bisa menghasilkan karya sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk menginspirasi Indonesia.
CALON #2
Muhammad Mahardhika Zein (Teknik Sipil 2012), biasa disapa Dhika atau Zein merupakan
kandidat Presiden KM-ITB nomor urut 2 dengan visi “
KM-ITB Sebagai Simpul Aksi untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa”.
Hasil diskusi bersama beberapa orang teman menyimpulkan bahwa adanya urgensi dimana kabinet harus bisa membawa KM ITB untuk bergerak secara eksternal, dan hal ini harus diwujudkan di tahun 2016. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu pendorong Dhika dalam pencalonan dirinya menjadi presiden KM ITB.
Dhika membawa kata Aksi dalam jargon “Berani Aksi untuk Aksi Berani”, Harapannya adalah agar KM ITB dapat menjadi simpul aksi atau pengikat dari elemen-elemen di KM ITB, supaya bisa bersama-sama bergerak lebih banyak dan lebih besar lagi manfaatnya dengan menggunakan kabinet sebagai koordinator gerakan.
“Sebenarnya yang ingin ditekankan adalah bagaimana KM ITB ini agar bisa mempunyai lebih banyak lagi kontribusi kearah eskternal, dalam hal ini penyelesaian masalah kemandirian bangsa yang dipecah dalam 3 hal : kedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan” tukas Dhika.
Dhika berpendapat bahwa selama ini banyak terdapat hasil kajian yang tidak banyak dijadikan gerakan. Dhika ingin agar kabinet menjadi pelopor pergerakan untuk satu KM ITB. Hal tersebut akan diimplementasi ke dalam program kerja yang dicanangkannya, yaitu Gerigi (Gerakan Sinergi ITB). Menurutnya, KM-ITB memiliki potensi yang sangat besar, dimana KM-ITB memiliki elemen-elemen yang beragam. Gerigi berusaha mensinergiskan KM ITB dengan rangkaian program kerja mulai dari pemetaan,
Student Summit, hingga pembuatan
roadmap.
Beberapa misi yang dibawa oleh Dhika adalah mendorong pengembangan karakter mahasiswa sebagai pelopor pergerakan; mewujudkan sinergisasi dan kolaborasi antar elemen KM-ITB; aktualisasi potensi dan karya KM-ITB untuk meningkatkan daya saing bangsa; dan proaktif dalam memperjuangkan aspirasi KM-ITB dalam mengawal pembangunan bangsa. Ada lima program kerja unggulan juga dicanangkan oleh Dhika yaitu Gerigi ( Gerakan Sinergisasi ITB ), Sekolah Soekarno Muda, Soher (Sore Bersama), GIGs (Gebyar Ide Ganesha), dan Satria Ganesha.
Dhika menilai bahwa pada dasarnya kepemimpian Garry sudah menyiapkan pondasi terkait sinergisasi internal serta penjembatanan mahasiswa terhadap stakeholder. Dan sekarang saatnya untuk memberikan kontribusi yang lebih nyata lagi kearah eksternal. Ditahun 2016, Dhika mengharapkan agar kabinet menjadi fokus pergerakan untuk 1 KM ITB. Dengan arah pergerakan penyelesaian permasalahan kemandirian bangsa, dan bgaimana mahasiswa bisa memberikan karya nyata nya.
Dhika juga menuturkan bahwa permasalahan KM ITB saat ini adalah komunikasi. Banyaknya ketersediaan informasi, namun hubungan kultural dan semacamnya tidak berjalan semestinya karena adanya miskomunikasi. Hal inilah yang akhirnya membuat gerakan menjadi lambat atau bahkan mungkin tidak berjalan. Komunikasi yang kurang lancar dapat menjadi sumber masalah yang akhirnya nanti akan berhubungan dengan partisipasi yang rendah,dsb.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya upaya untuk mrmbangun hubungan kultural yang lebih erat, dan peningkatan jiwa kepeloporan pergerakan dalam hal inisiatif untuk bergerak atau mengubah sesuatu. “Salah satu yang ingin dibawa tahun ini adalah bagaimana kita sama-sama bisa mengembangkan karekter pemimimpin pelopor pergerakan” ujar Dhika. Hal ini akan diimplementasikan melalui program kerja Sekolah Soekarno muda yang bertujuan untuk mencetak orang-orang yang nantinya akan menjadi penggerak di KM ITB agar gerakannya lebih dinamis lagi.
Terkait Pemira, akhir kata Dhika mengatakan bahwa “Kita sedang mencoba mengarahkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Saya menawarkan hal yang lebih kongkret, dengan masalah yang lebih real” begitu tukas beliau.
Setelah pemilihan dan perhitungan suara, yang menjadi Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB periode 2016 adalah…
MAHARDHIKA ZEIN!!!
Selamat Dhika semoga amanah dan lancar untuk satu tahun kepengurusan ke depan.